Catatan Perjalanan :
Mengawali
perjalanan dari kota Salt Lake City (Utah) sebenarnya bukan
rencana awal saya. Sejak sebulan sebelumnya saya merencanakan
untuk memilih kota Denver (Colorado) untuk mengawali perjalanan travelling
dengan kendaraan darat bersama keluarga. Karena tujuan utama
liburan kali ini adalah mengajak anak-anak melihat salju dan
bermain ski, serta mengunjungi Grand Canyon of Colorado. Sambil
lalu kami akan mampir-mampir di berbagai obyek wisata yang
dilewati.
Namun setelah
mencari-cari dan memilih-milih penerbangan dari New Orleans ke
Denver, ternyata harga tiketnya termasuk mahal jika dibandingkan
dengan ke kota-kota lain untuk jarak terbang yang relatif sama.
Semakin mendekati waktu keberangkatan, harga tiket ke Denver
pergi-pulang yang paling murah (meskipun tetap tergolong mahal)
semakin habis.
Nampaknya kota
Denver termasuk jalur basah bagi dunia penerbangan. Pelacakan
tiket ini saya lakukan melalui jasa layanan reservasi on-line
melalui internet. Di sana saya bisa mengatur rencana perjalanan
lewat kota mana, kapan, pesawat apa, mau harga yang berapa dan
duduk di sebelah mana. Setelah itu tinggal klik, tiket
akan dikirim dan tagihan masuk ke kartu kredit.
Akhirnya saya
mengalihkan pencarian tiket murah dengan melihat ke beberapa kota
tujuan di sekitaran Denver, diantaranya Fort Collins dan Colorado
Spring (Colorado), Las Vegas (Nevada), Albuquerque dan Santa Fe
(New Mexico), Cheyenne (Wyoming) dan Salt Lake City (Utah).
Ternyata juga tidak mudah, karena saya menentukan kriteria dalam
pencarian tiket ini, yaitu tanggal berangkat dan kembali tidak
bisa berubah (karena terkait dengan hari libur sekolah dan cuti
kantor), harga tiket harus yang paling murah, dan tempat duduk di
pesawat berderet untuk kami sekeluarga berempat (di Amerika
adalah biasa memesan tiket pesawat sekalian nomor tempat
duduknya).
Setelah
dipilih-pilih dan dibanding-bandingkan harganya serta
disesuai-sesuaikan dengan rencana perjalanannya, akhirnya saya
peroleh tiket penerbangan ke Salt Lake City, menggunakan pesawat
Delta Airlines. Tiket murah ini membawa resiko pada jadwal
penerbangan yang kurang enak, yaitu tiba di Salt Lake City jam
21:30 malam untuk berangkatnya dan akan tiba kembali di New
Orleans jam 1:15 dini hari untuk pulangnya sepuluh hari kemudian.
Apa boleh buat, itulah yang terbaik buat liburan yang berbanding
lurus dengan isi saku.
Setelah reservasi
penerbangan OK, selanjutnya saya melacak hotel-hotel yang umumnya
menawarkan harga khusus via internet. Untuk itu, tentunya saya
harus punya rencana perjalanan yang pasti dan di kota mana saja
akan menginap. Memang akhirnya saya berhasil memperoleh
hotel-hotel dengan harga yang relatif murah, setelah
membanding-bandingkan antara lokasi, harga dan fasilitasnya.
Namun rupanya saya kelewat percaya dengan iklan penawaran hotel
yang ada di internet.
Belakangan saya
baru tahu bahwa sebenarnya saya masih bisa memperoleh harga yang
lebih baik (lebih murah). Seharusnya setelah mengecek tarif dan
ketersediaan kamar hotel via internet, saya mestinya melakukan
pengecekan ulang dengan menghubungi langsung pihak hotel melalui
tilpun. Seringkali ada perbedaan harga, bahkan harga bisa
berubah-ubah antara pengecekan via tilpun pada saat yang
berbeda-beda. Dengan pengecekan ulang, akan bisa diketahui pula
apakah pada saat itu (masih) ada penawaran harga yang lebih
khusus, yang biasanya tidak muncul di internet. Yang lebih
penting lagi, masih ada peluang untuk negosiasi atau bargaining
(tawar-menawar).
Rupanya ada
kebiasaan yang sama seperti di Indonesia soal tawar-menawar ini.
Pertama kali kalau kita tilpun hotel dan menanyakan harga, maka
akan dijawab dengan menyebutkan tarif harga standard. Baru
setelah kita menawar dan menanyakan tentang harga khusus yang
lebih murah, maka seringkali akan diberikan. Kesannya menjadi
seolah-olah pihak hotel telah berbaik hati memberikan harga
murah. Ya, sama persis dengan traditional marketing ala
kampung di desa saya, di Jawa sana. Sebenarnya tidak dinaikkan,
tapi juga tidak memberikan harga murah.
Sayangnya, tips
dan trik pemesanan hotel gaya Amerika ini baru saya pahami
setelah membaca majalah Readers Digest, ketika
saya sudah kembali dari perjalanan liburan. Rugi sih tidak, cuma
mestinya bisa lebih untung. Meskipun kejujuran (keluguan) saya
kali ini belum membawa keberuntungan, tapi yang pasti saya
menikmati imbalan jasa yang layak atas apa yang telah saya
bayarkan. - (Bersambung).
Yusuf Iskandar
[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]